Rabu, 26 November 2025

Janji di Balik Bulan Purnama

Janji di Balik Bulan Purnama
Karya : Andi Akbar Muzfa

Bulan purnama memantul lembut di atas raya
Danau tenang menyerupai cermin yang menahan keintiman
Aku berdiri memanggil namamu di tengah keindahan
Sementara malam menjaga bisikan kecil dari cahaya kehangatan

Angin membawa bayanganmu perlahan menuju savana
Air beriak tipis seolah menyimpan rahasia mereka
Kita pernah berjanji meski jarak memanjang seperti jala
Bahwa hati takkan goyah saat waktu menguji artha

Kau mengangkat tanganmu menandai janji di bawah nama
Aku tersenyum menahan haru yang tumbuh dalam dada
Rembulan menjadi saksi ketika cinta menautkan jiwa
Dan danau menyimpan gema langkah kita pada nada

Namun malam sering menghadirkan ragu di balik sangga
Ketika jarak terasa luas bagai hening tanpa bahasa
Aku memanggil namamu agar tak hilang dari rasa
Meski suaramu jauh, tetap kutangkap dalam kelana

Konflik tumbuh diam seperti bayang di balik benua
Pertanyaan datang, mampukah kita menjaga citra
Kadang kurasa dunia menahan langkah menuju asa
Namun ingatan akan senyummu membuatku tetap setia

Kau mengirim pesan singkat yang tiba bersama lipatan bunga
Menguatkan hariku ketika keyakinan mulai menua
Aku menulis balasan dengan harap yang tak pernah reda
Bahwa cinta tak runtuh meski kita menantang derita

Klimaks datang saat purnama terbit menggetarkan nirwana
Aku berdiri di tepi danau menunggu jawaban dalam mantra
Di kejauhan kulihat bayanganmu mendekat tanpa tanya
Seolah jarak akhirnya runtuh dalam satu langkah utama

Kini danau menjadi saksi janji yang kembali mewarna
Bulan purnama tersenyum lembut di tengah semesta
Kita menggenggam waktu yang dulu retak oleh dilema
Dan malam menutup kisah ini dengan tenang penuh bahagia


Makassar 2023
Dua hati yang berjanji meski terpisah jarak
Kategori : Puisi Cinta Musikal

Sepi yang Menghampiri Antara Kita

Sepi yang Menghampiri Antara Kita
Karya : Andi Akbar Muzfa

Malam hujan mengetuk pelan di jendela senja
Kamar sepi berdiri kaku di bawah redup cahaya
Aku duduk di sampingmu namun hati mencari asa
Karena jarak itu tumbuh meski kita berbagi bahagia

Rintik turun seperti bisikan lirih pada jiwa
Sofa dingin menahan diam tanpa memberi makna
Kau berada dekat namun tatapmu pergi dari raga
Seolah seluruh ruang menolak hangatnya pelukan udara

Aku mencoba berkata lembut menenangkan rasa
Namun suaramu tenggelam jauh seperti menahan luka
Kita duduk bersama tapi pikiranmu terbenam dalam doa
Meninggalkan gemuruh yang tak tersampaikan menjadi duka

Sepi merayap perlahan seperti bayangan dalam cerita
Deru hujan memantul di lantai membawa samar nada
Aku memanggil namamu dengan hati yang penuh kata
Namun engkau hanya menarik selimut seolah punya rencana

Konflik itu tumbuh diam-diam mengiris seperti lara
Kau menoleh sekilas tapi tatapanmu kehilangan pesona
Aku bertanya apakah aku masih menjadi rumah penjaga suasana
Atau hanya sosok yang kau biarkan memudar dalam warna

Malam makin pekat menyelimuti kamar seperti rimba
Aku menggenggam tanganmu namun kau menarik dengan suka
Ada denting kecewa yang memecah anganku menjadi karya
Seakan cinta kita tenggelam perlahan di dasar pusara

Di titik ini klimaks menghantam jantung seperti berita lara
Aku menyadari jarak batin tak bisa ditutup dengan karsa
Meski tubuh kita dekat, jiwamu melayang meninggalkan makna
Membuatku bertanya apakah cinta kita masih dalam satu dunia

Kini hujan mereda tetapi hati tetap terikat lara
Aku menarik napas panjang menerima pahit yang ada
Sepi ini mengajarkan bahwa tidak semua harus kembali memuja
Dan aku melangkah perlahan membawa sisa-sisa bait luka yang menganga


Makassar 2023
Kekasih yang merasa terasing meski dekat fisik.
Kategori : Puisi Cinta Musikal

Keping Kenangan yang Tak Terlupakan

Keping Kenangan yang Tak Terlupakan
Karya : Andi Akbar Muzfa

Di toko antik tua aku melangkah perlahan memusatkan
Aroma kayu dan debu menyapa seperti panggilan pesan
Rak-rak usang berdiri diam menjaga cerita simpanan
Seakan waktu menunggu seseorang mengingat kenangan

Tanganku menyusuri kotak tua dengan hati memastikan
Debunya berguguran lembut bagai rintik hujan ringan
Ada surat lusuh tersimpan rapi dalam lipatan
Menggetarkan dadaku seolah memanggil kisah kerinduan

Kertas itu bergetar tipis saat kubuka dengan kecemasan
Tulisan pudar menari perlahan memanggil jawaban
Setiap huruf hidup kembali dalam cahaya ingatan
Menyentuh luka lama yang kupikir telah terluapkan

Kubaca baris pertama dengan napas yang menahan beban
Suara masa lalu muncul lembut di sela kesunyian
Aku merasa kembali pada hari kau tinggalkan pijakan
Meninggalkan janji rapuh yang kini kembali perlahan

Konflik di dada menyeruak bagai badai guguran
Antara membuka luka atau menjaga ingatan
Surat itu menegurku dengan lirih penuh perhatian
Mengingatkan bahwa cinta kadang hadir sebagai ujian

Aku menggenggam surat itu sekuat keinginan
Merasakan waktu bergeser pelan di balik bayangan
Setiap kalimat berdesir seperti desir angin pelan
Mengajak hatiku menimbang antara tinggal atau lupakan

Di titik inilah klimaks hatiku pecah jadi ketegangan
Kalimat terakhir memanggilku dengan nada kerapuhan
Bahwa kau menulis kata maaf sebelum semua kehilangan
Dan berharap aku menemukan damai setelah perjalanan

Kini kusimpan surat itu sebagai bagian dari jejak perjalanan
Setetes kisah yang menua tapi tak pernah jadi kecupan
Aku melangkah pergi dengan hati yang mengizinkan
Karena beberapa keping kenangan lahir untuk tidak dilupakan


Makassar 2023
Seorang perindu menemukan surat lama
Kategori : Puisi Cinta Musikal

Angin yang Membawa Pesan Cinta

Angin yang Membawa Pesan Cinta
Karya : Andi Akbar Muzfa

Angin sore melintas lembut di bukit hijau desa
Membawa harum bunga liar yang mekar tanpa dusta
Aku mendengar bisik halusnya memanggil nama
Seolah dunia menunggu kisah baru terbuka cahaya

Rumput bergoyang perlahan seperti penjaga rasa
Langit berbisik lembut menyimpan tanya berita
Dalam hembusan yang tenang aku menerima citra
Pesan cinta melintas ringan menembus jiwa

Angin kembali berlari membawa cerita kata
Mengusap pipiku lembut serupa belaian remaja
Ia mengantar janji kecil yang dulu terucap suara
Menghidupkan harapan yang lama diam nada

Namun hatiku berdebar kuat mencari makna
Apakah pesan ini untukku atau sekadar luapan rasa
Aku menunggu, namun jalan tampak berbeda
Seakan takdir menyembunyikan jawabnya cahaya

Angin tiba-tiba berputar membawa tanda
Seakan memanggilku mendekati tepi asmara
Konflik di dada tumbuh menggetarkan jiwa
Antara percaya atau melepaskan rindu merona

Aku melangkah perlahan menembus senja lembutnya
Setiap langkah terasa berat namun penuh cahaya
Pesan cinta itu bergetar seperti irama
Mendesakku memilih apa yang benar bagi jiwa

Di puncak bukit terdengar bisikan bahasa
Klimaks hatiku pecah oleh satu kata
Bahwa cinta yang kutunggu masih setia
Dan angin hanyalah kurir dari rasa

Kini aku berdiri tenang memeluk makna
Menerima bahwa cinta kadang datang lewat suara
Tak selalu terlihat, tapi selalu menjaga jiwa
Dan angin pun pergi meninggalkan damai langitnya

Makassar 2023
Kategori : Puisi Cinta Musikal

Cinta di Ujung Jalan Sunyi

Cinta di Ujung Jalan Sunyi
Karya : Andi Akbar Muzfa

Di jalan desa sore itu kami berdiri
Burung camar terbang rendah melewati langit sepi
Angin membawa wangi senja yang menenangkan hati
Dan kami saling menatap, menyimpan janji yang berani

Bayanganmu bergerak pelan mengikuti langkah ini
Cahaya sore memudar lembut menutup hari
Ada getar halus saat kau menggenggam jemari
Seolah waktu memanggil kita untuk percaya diri

Namun ragu sempat muncul bagai bisik-bisik sunyi
Menyelinap masuk mencoba menguji janji
Aku menatapmu, berharap kekuatan tak pergi
Sementara camar kembali melintas membawa arti

Kau tersenyum tipis sambil menahan detak hati
Suaramu pelan namun jujur menenangkan diri
Kita berdua berjanji bertemu lagi nanti
Walau jarak mungkin merentang tanpa kompromi

Langkahmu menjauh perlahan bagai tarikan memori
Menggores ruang kosong di antara hari
Aku berdiri diam menahan getar energi
Mencoba yakin bahwa cinta ini tetap terpatri

Di ujung jalan sunyi, senja membungkus bumi
Burung camar melayang sesekali menutup sesi
Aku mendengar detik berjalan tanpa henti
Menyisakan rindu halus yang siap menepi

Kupanggil namamu pelan meski kau telah pergi
Suara itu hilang disapu angin yang berlari
Namun hatiku tetap menyimpanmu dalam harmoni
Seperti nada lembut yang dijaga berangkas memori

Kini aku melangkah pulang membawa janji
Menunggu sore lain yang mempertemukan lagi
Cinta di jalan sunyi ini terus kupahami
Bahwa perpisahan sementara pun mampu menumbuhkan arti

Makassar 2023
Kategori : Puisi Cinta Musikal

Detik yang Hilang Dalam Rindu

Detik yang Hilang Dalam Rindu
Karya : Andi Akbar Muzfa

Di stasiun kereta, angin rindu bercumbu dalam heningnya
Peluit panjang menggema lirih memecah sepi yang ada
Gerbong melintas pelan meninggalkan jejak besi lama
Dan aku berdiri diam menunggu cinta yang tak kembali juga

Langkah-langkah asing berlalu tanpa menawar suasana
Lampu peron berkedip lirih seolah menyimpan cerita
Setiap detik terasa berat seperti jarum yang menua
Sedang hatiku tertinggal pada wajahmu yang pergi begitu saja

Aku mengingat pelukanmu yang hangat namun tak bertahan lama
Rindu mengalir deras seperti arus yang mencari makna
Suara roda kereta menyeret waktu yang tak kuhadapi sepenuhnya
Dan aku bertanya pelan apakah harapan ini harus kupaksa tetap ada

Gerbong berikutnya datang tetapi tak membawa apa-apa
Hanya angin yang lewat, menyapu debu dari rel tua
Aku menatap bangku panjang tempat kita duduk bersama
Kini kosong dan bisu, seperti hatiku yang kehilangan arahnya

Rintik kecil turun perlahan namun tak memadamkan luka
Detak jantungku bergema cepat mendahului logika
Ada keinginan untuk pergi tapi langkahku tak kuasa
Seakan cintamu masih mengikatku pada harapan yang sama

Aku mencoba tersenyum meski waktu terus menekan dada
Kereta menjauh lagi membawa jarak yang tak bisa kusangka
Bayanganmu menari samar dalam ingatan yang kupelihara
Dan aku bertarung sendiri melawan rindu yang tak ingin reda

Akhirnya kusadari bahwa penantian pun punya batasnya
Malam mengantar pulang langkahku yang mulai berdaya
Meski detik yang hilang itu tetap tertinggal dalam jiwa
Aku melangkah pulang pelan, menerima cinta yang tak dapat kupeluk selamanya

Makassar 2023
Kategori : Puisi Cinta Musikal

Bisikan Malam yang Sunyi

Bisikan Malam yang Sunyi
Karya : Andi Akbar Muzfa

Malam berbintang menyelimuti balkon rumah dengan cahaya lembutnya
Angin pelan bergerak membawa senyap yang terasa hangat di dada
Aku menatap bulan yang penuh sambil menata rindu sederhana
Di tangan ini, selembar kertas menunggu kata yang ingin kutulis tanpa jeda

Kesunyian berdiri dekat seakan ingin ikut menjaga
Cahaya bulan memantul halus pada tinta yang mulai bekerja
Keketaran kecil muncul saat bayanganmu kembali membuka cerita
Dan aku mencoba merangkai harapan jujur yang belum sempat terucap sepenuhnya

Namun di tengah hening, ragu mendekat pelan membawa tanya
Apakah surat ini cukup kuat menahan waktu yang perlahan berubah rupa
Atau ia hanya menjadi saksi singkat bagi hati yang terus berupaya
Menjaga cinta yang kadang rapuh namun tak ingin hilang begitu saja

Kutatap bulan lebih lama, memohon keberanian yang sulit kumiliki
Deru napasku naik turun mengikuti gelombang batin yang sulit kuatasi
Aku menulis perlahan, menyebut namamu dalam bisikan yang kupahami
Bahwa cinta memang diuji ketika jarak dan waktu datang mendekati

Tangan ini sempat berhenti, seakan takut pada keputusan yang menanti
Namun kejujuran mendesak maju, meminta tempat dalam hati
Aku kembali menulis, membiarkan setiap kalimat mengalir pasti
Menyadari bahwa kisah ini tak boleh terdiam hanya karena sepi

Surat itu kututup perlahan sambil menahan debar yang berpacu
Bintang di langit seperti memberi restu agar cinta ini tetap bersatu
Meski malam terasa panjang, harapanku mengalir lembut menuju
Dirimu yang jauh di sana, menunggu pesan jujur dari hatiku

Akhirnya kusandar pada kursi tua sambil menenangkan kalbu
Malam masih sunyi, namun kini tak lagi terasa beku
Karena surat ini membawa keyakinan yang perlahan menyatu
Bahwa cinta yang ditulis jujur tak akan hilang ditelan waktu

Makassar 2023
Kategori : Puisi Cinta Musikal