Pelukan Hujan di Kota Tua
Karya : Andi Akbar Muzfa
Hujan rintik menyapa kota tua dengan irama lembutnya
Trotoar basah memantulkan cahaya lampu yang redup warna
Kami berlari sambil tertawa kecil menepis dingin yang menggoda
Aroma tanah basah mengantarkan kenangan lama yang mulai terasa
Langkah kami berpadu bagai detak waktu yang menjaga
Rintik hujan jatuh pelan seperti pesan yang ingin bercerita
Kau menggenggam tanganku erat seolah takut kehilangan arah rasa
Dan aku melihat matamu bergetar lembut dalam damai yang hening saja
Di balik hujan, ragu muncul perlahan seperti bayang sunyi
Ada tanya yang menekan dada, mencoba kupahami
Apakah perjalanan ini cukup kuat menahan badai nanti
Atau hanya menjadi jejak singkat yang hilang terbawa angin pergi
Kau berhenti sejenak menatapku sambil menahan sepi
Suaramu gemetar namun tetap kukuh mencari arti
Kita berdiri di bawah langit abu yang menurunkan mimpi
Menyadari cinta tak selalu mudah meski hati ingin tetap menyatu di sini
Kami kembali berlari saat petir jauh mengirimkan kabar sendu
Hujan makin deras, memukul trotoar namun tak memadamkan rindu
Dadaku berdebar cepat menghadapi keputusan yang mulai memacu
Antara tetap bersamamu atau membiarkan waktu memilih jalanku
Kau menarik tubuhku ke pelukan hangat yang baru
Membiarkan hujan jatuh seperti tirai yang menutup satu-satu
Ada keberanian kecil muncul di balik gemetar bibirmu
Seakan kau ingin berkata bahwa cinta ini belum perlu berlalu
Di bawah derasnya malam, aku akhirnya memahami tubuhku
Bahwa cinta tak selalu sempurna namun tak wajib luruh menyatu
Kami tetap berjalan pelan sambil menggenggam waktu
Membiarkan pelukan hujan menjadi saksi bahwa hati kami tak perlu lagi ragu
Makassar : 2023
Kategori : Puisi Musikal
.jpg)